Zeronews – Business. Lehman Brothers tampaknya tidak mungkin begitu saja dapat melewati krisis yang terjadi saat ini di sektor keuangan AS akibat hancurnya kondisi sektor perumahan sub prime. Pada akhir perdagangan di bursa Wall Street dini hari tadi (11/07) harga saham Lehman Brothers mengalami penurunan sebesar 12.36% (2.44 dolar) dan ditutup pada posisi 17.30 dolar per lembar saham. Pergerakan harga saham Lehman Brothers pada perdagangan malam tadi sempat mengalami penurunan hingga sebesar 19% sebelum akhirnya ditutup dengan pelemahan yang lebih kecil.
Tekanan yang dialami oleh Lehman Brothers tersebut disebabkan oleh rumor yang berkembang bahwa para partner bisnis Lehman akan menghentikan kerja sama dengan Lehman atau setidaknya mengurangi exposure mereka terhadap kerja sama dengan perusahaan tersebut. Meskipun dua di antara partener utama Lehman, yaitu SAC Capital dan Pimco telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan kerja samanya, akan tetapi hal tersebut belum dapat mengembalikan sentiment positif bagi pergeraekan harga saham Lehman Brothers.
Pihak yang berwenang dari SAC Capital dan Pimco menyatakan bahwa rumor yang beredar tentang pengurangan atau pemutusan kerja sama dengan Lehman adalah tidak benar. Juru bicara SAC Capital, Jonathan Gasthalter, seperti yang dinyatakan oleh CNBC, menegaskan bahwa rumor yang beredar tentang pemutusan kerja sama dengan Lehman adalah hal yang “benar-benar salaj.”
Sementara itu bantahan serupa juga datang dari Chief Investment Officer Pimco, Bill Gross. Gross menyatakan secara pasti bahwa Pimco akan terus melakukan perdagangan dengan Lehman Brothers. Allianz, perusahaan asuransi Jerman yang berada di bawah Pimco, memiliki asset sebesar 812 miliar dolar yang dimanage oleh Lehman.
Gross juga menyatakan dalam pembicaraannya tersebut bahwa Lehman dan perbankan investasi yang lain masih memiliki modal dan likuiditas. Permasalahan yang timbul saat ini adalah tentang masa depan model bisnis perusahaan dan profitabilitas dari perusahaan. Permasalahan tersebut yang mengakibatkan harga saham Lehman dan perbankan investasi lain bergeraek dengan volatilitas yang tinggi, bukan berdasarkan komitmen Pimco terhadap Lehman.
Sementara itu S&P telah menurunkan rating utang Lehman bulan lalu dan memberiaknnya outlook yang negatif. S&P menyatakan bahwa meskipun Lehman memiliki pendanaan yang stabil dan likuiditas yang yang sanagt besar, ketergantungan Lehman kepada pasar utang jangka pendek untuk pendanaannya akan mengakibatkan perubahan persepsi pasar terhadap perusahaan tersebut.
Kondisi Lehman saat ini banyak digambarkan serupa dengan kondisi Bear Stern yang akhirnya terpaksa diakuisisi oleh JPMorgan Chase pada bulan Maret lalu.
Bernanke Tetapkan Regulasi Baru Terhadap Perusahaan-Perusahaan di Wall Street
Sementara itu Gubernur Fed, Ben Bernanke, telah menyatakan kepada kongres untuk menrapkan regulasi baru yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan di Wall Street. Kondisi ini sangat diperlukan mengingat kasus kolapsnya Bear Stern awal Maret lalu disebabkan oleh tidak adanya regulasi yang mampu mencegah terjadinya keadaan tersebut.
Ben Bernanke menegaskan bahwa regulasi yang ada saat ini masih sangat minim dan dipenuhi oleh ”lubang-lubang”. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya krisis di Bear Stern tanpa ada yang dapat mencegahnya. Urgensi Bernanke tentang penetapan regulai baru ini muncul setelah industri keuangan di AS mengalami kerugian puluhan miliar dolar akibat spekulasi yang mereka lakukan di pasar perumahan sub prime, yang sempat booming sebelum akhirnya hancur dan runtuh. Salah satu perusahaan perbankan investasi yang mengalami pukulan terbesar adalah Bear Stern.
Bernanke menyatakan bahwa kongres harus mempertimbangkan pengawasan yang terkonsolidasi dari perusahaan-perusahaan perbankan investasi dan menyediakan kewenangan bagi para regulator untuk menetapkan standar bagi permodalam, likuiditas, dan management risiko.
Foto-Foto: abc.net.au, static.flickr.com
Tekanan yang dialami oleh Lehman Brothers tersebut disebabkan oleh rumor yang berkembang bahwa para partner bisnis Lehman akan menghentikan kerja sama dengan Lehman atau setidaknya mengurangi exposure mereka terhadap kerja sama dengan perusahaan tersebut. Meskipun dua di antara partener utama Lehman, yaitu SAC Capital dan Pimco telah menyatakan bahwa mereka tidak akan menghentikan kerja samanya, akan tetapi hal tersebut belum dapat mengembalikan sentiment positif bagi pergeraekan harga saham Lehman Brothers.
Pihak yang berwenang dari SAC Capital dan Pimco menyatakan bahwa rumor yang beredar tentang pengurangan atau pemutusan kerja sama dengan Lehman adalah tidak benar. Juru bicara SAC Capital, Jonathan Gasthalter, seperti yang dinyatakan oleh CNBC, menegaskan bahwa rumor yang beredar tentang pemutusan kerja sama dengan Lehman adalah hal yang “benar-benar salaj.”
Sementara itu bantahan serupa juga datang dari Chief Investment Officer Pimco, Bill Gross. Gross menyatakan secara pasti bahwa Pimco akan terus melakukan perdagangan dengan Lehman Brothers. Allianz, perusahaan asuransi Jerman yang berada di bawah Pimco, memiliki asset sebesar 812 miliar dolar yang dimanage oleh Lehman.
Gross juga menyatakan dalam pembicaraannya tersebut bahwa Lehman dan perbankan investasi yang lain masih memiliki modal dan likuiditas. Permasalahan yang timbul saat ini adalah tentang masa depan model bisnis perusahaan dan profitabilitas dari perusahaan. Permasalahan tersebut yang mengakibatkan harga saham Lehman dan perbankan investasi lain bergeraek dengan volatilitas yang tinggi, bukan berdasarkan komitmen Pimco terhadap Lehman.
Sementara itu S&P telah menurunkan rating utang Lehman bulan lalu dan memberiaknnya outlook yang negatif. S&P menyatakan bahwa meskipun Lehman memiliki pendanaan yang stabil dan likuiditas yang yang sanagt besar, ketergantungan Lehman kepada pasar utang jangka pendek untuk pendanaannya akan mengakibatkan perubahan persepsi pasar terhadap perusahaan tersebut.
Kondisi Lehman saat ini banyak digambarkan serupa dengan kondisi Bear Stern yang akhirnya terpaksa diakuisisi oleh JPMorgan Chase pada bulan Maret lalu.
Bernanke Tetapkan Regulasi Baru Terhadap Perusahaan-Perusahaan di Wall Street
Sementara itu Gubernur Fed, Ben Bernanke, telah menyatakan kepada kongres untuk menrapkan regulasi baru yang lebih ketat terhadap perusahaan-perusahaan di Wall Street. Kondisi ini sangat diperlukan mengingat kasus kolapsnya Bear Stern awal Maret lalu disebabkan oleh tidak adanya regulasi yang mampu mencegah terjadinya keadaan tersebut.Ben Bernanke menegaskan bahwa regulasi yang ada saat ini masih sangat minim dan dipenuhi oleh ”lubang-lubang”. Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya krisis di Bear Stern tanpa ada yang dapat mencegahnya. Urgensi Bernanke tentang penetapan regulai baru ini muncul setelah industri keuangan di AS mengalami kerugian puluhan miliar dolar akibat spekulasi yang mereka lakukan di pasar perumahan sub prime, yang sempat booming sebelum akhirnya hancur dan runtuh. Salah satu perusahaan perbankan investasi yang mengalami pukulan terbesar adalah Bear Stern.
Bernanke menyatakan bahwa kongres harus mempertimbangkan pengawasan yang terkonsolidasi dari perusahaan-perusahaan perbankan investasi dan menyediakan kewenangan bagi para regulator untuk menetapkan standar bagi permodalam, likuiditas, dan management risiko.
Foto-Foto: abc.net.au, static.flickr.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar