Berita berdasarkan Abjad :

  A   B   C   D   E   F   G   H   I   J   K   L  M   N  O   P  Q   R   S   T   U   V   W   X   Y Z
« »

Wall Street Dibayangi Pelemahan Ekonomi Dunia

Zeronews - ekbis. Saham-saham di Wall Street tk mampu berbuat banyak setelah harga minyak kembali turun. Wall Street juga dibayangi oleh pelemahan ekonomi dunia, dengan fokus di Eropa.

Pada perdagangan Rabu (3/9/2008), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup hanya naik tipis 15,96 poin (0,14%) ke level 11.532,88, Nasdaq turun 15,51 poin (0,66%) ke level 2.333,73 dan S&P turun 2,60 poin (0,25) ke level 1.274,98.

Dow Jones mendapatkan support di menit-menit terakhir dari General Motors yang melaporkan penjualannya turun, namun tidak seburuk dari perkiraan para analis. Saham General Motors sendiri naik hingga 5,92 dolar ke level 11,27 dolar.

Analis dari Schaeffer Investment Research, Andrea Kramer dan Joseph Hargett mengatakan sentimen utama penggerak pasar adalah penurunan harga minyak dunia.

"Penurunan harga minyak terus mendominasi sentimen investor di Wall Street, dengan para pialang tidak yakin apakah akan menyambut baik penurunan tersebut ataukah akan khawatir terhadap penurunan permintaan sebagai pertanda tekanan ekonomi lebih luas daripada yang dikhawatirkan," jelasnya seperti dikutip dari AFP, Kamis (4/9/2008).

Kontrak utama minyak jenis light pengiriman Oktober kemarin turun 36 sen ke level US$ 109,35 per barel, setelah sebelumnya turun hingga 6 dolar. Sementara minyak jenis Brent turun tipis 28 sen ke level US$ 108,06 per barel.

Pelemahan ekonomi dunia kini menjadi perhatian, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi Eropa yang dilaporkan mengalami koreksi pada kuartal II. Sebanyak 27 negara Eropa mencatat penurunan pertumbuhan ekonomi turun 0,1% dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara untuk 15 negara Eropa tercatat turun 0,2%, untuk pertama kalinya setelah kawasan Uni Eropa terbentuk tahun 1999.

Sementara Bank Sentral AS dalam laporan 'Beige Book' menyatakan bahwa aktivitas perekonomian melemah di hampir seluruh wilayah AS dalam beberapa pekan terakhir, meski harga komoditas dan energi sudah surut.

"Ada kecemasan soal perekonomian global dan hal itu telah merebak di seluruh pasar AS," ujar Fred Dickson, analis dari DA Davidson & Co seperti dikutip dari Reuters. Nurul Qomariyah - detikFinance

Tidak ada komentar: