Jakarta - Badai krisis finansial global pasca bangkrutnya bank investasi terbesar ke-4 di AS Lehman Brothers kembali membuat rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergolek lemah.
IHSG mengikuti merahnya bursa global yang pada sesi siang ini turun sangat signifikan seperti Hang Seng turun 5,9%, Seoul turun 6,74%, KOSPI turun 6,48%, Nikkei turun 5,28%, Shanghai turun 3,16%, dan STI Singapura turun 2,17%.
Pada penutupan perdagangan saham sesi siang, Selasa (16/8/2008) IHSG terjun 77,960 poin (4,53%) ke level 1.641,294. Posisi IHSG saat ini merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir.
IHSG mengikuti merahnya bursa global yang pada sesi siang ini turun sangat signifikan seperti Hang Seng turun 5,9%, Seoul turun 6,74%, KOSPI turun 6,48%, Nikkei turun 5,28%, Shanghai turun 3,16%, dan STI Singapura turun 2,17%.
Pada penutupan perdagangan saham sesi siang, Selasa (16/8/2008) IHSG terjun 77,960 poin (4,53%) ke level 1.641,294. Posisi IHSG saat ini merupakan yang terendah dalam dua tahun terakhir.
IHSG di awal perdagangan bahkan sempat terpangkas hingga 113 poin lebih atau 6,58% sebelum akhirnya tertahan dengan penurunan 77 poin.
Sedangkan rupiah pada perdagangan valas pukul 12.00 WIB turun 5 poin ke posisi 9.450 per dolar AS. Pelemahan rupiah bisa tertahan karena BI yang selalu siaga di pasar.
Sentimen negatif kebangkrutan Lehman Brothers, akuisisi Meryll Lynch oleh Bank of America, penurunan harga komoditas, pelemahan rupiah dan revisi target-target pertumbuhan ekonomi beberapa negara mendorong anjloknya IHSG.
Perdagangan saham sesi siang mencatat transaksi sebanyak 40.532 kali, dengan volume 2,348 miliar unit saham, senilai Rp 2,742 triliun. Hanya 11 saham yang mengalami kenaikan harga, sisanya 117 saham turun dan 24 saham stagnan.
Saham-saham yang turun harganya antara lain, Bumi Resources (BUMI) turun Rp 375 menjadi Rp 3.125, Telkom (TLKM) turun Rp 50 menjadi Rp 6.200, Perusahaan Gas Negara (PGAS) turun Rp 100 menjadi Rp 1.800, Bank Mandiri (BMRI) turun Rp 75 menjadi Rp 2.175 dan Medco Energi Internasional (MEDC) turun Rp 500 menjadi Rp 3.200.
"Pergerakan IHSG selama periode dua tiga tahun ini memang didorong oleh kenaikan harga-harga komoditas yang memberikan sentimen positif pada pasar, terutama karena adanya windfall profit dari komoditas. Sekarang harga-harga komoditas menurun, ditambah kondisi ekonomi makro yang sedang bergejolak. Ada kemungkinan IHSG kembali bergerak ke level dua atau tiga tahun lalu," kata analis saham dari BNI Securities Alfatih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar