NEW YORK - Wall Street pada perdagangan menjadi fluktuatif mengikuti pergerakan harga minyak dunia yang terkoyak Badai Gustav.Indeks Wall Street sempat melonjak tajam setelah harga minyak anjlok, tapi kemudian melemah karena pasar masih nervous terhadap kondisi ekonomi AS.
Kondisi sektor keuangan masih menjadi perhatian utama para pelaku pasar, karena sektor ini menjadi faktor penggerak perekonomian AS. Itulah sebabnya, ketika sejumlah saham unggulan dan keuangan melemah karena kecemasan terhadap kondisi ekonomi AS, indeks langsung mengalami tekanan.
Sebenarnya saham sektor keuangan pada perdagangan Selasa 2 September waktu setempat menguat. Tapi pasar belum merespons positif penguatan itu, karena banyak pelaku pasar yakin ekonomi AS, terutama sektor kredit, masih belum pulih benar.
Indeks juga terseret turun oleh merosotnya saham-saham tambang dan komoditas menyusul jatuhnya harga minyak, yang akhirnya ditutup di kisaran USD109 per barel.
"Kita masih menghadapi ancaman badai lainnya besok, dan harga minyak ini masih berpotensi naik lagi," kata Managing Director and Head Trader BNY Converg Ex Group Anthony Conroy, di Seperti dikutip AP, Rabu (3/9/2008).
Dengan mengacu pada berbagai faktor itu membuat perdagangan di Wall Street kemarin diwarnai lebih banyak transaksi jangka pendek dan aksi profit taking harian.
Oleh karena itu, indeks Dow Jones turun 26,63 poin menjadi 11.516,92. Indeks Standard & Poor's 500 jatuh 5,25 poin menjadi 1.277.58, dan indeks Nasdaq anjlok 18,28 poin menjadi 2.349,24.
Sementara harga minyak mentah jenis light sweet melorot USD5,75 menjadi USD109,71 per barel di New York Mercantile Exchange. Candra Setya Santoso - Okezone
Tidak ada komentar:
Posting Komentar