Kamis, 19 Juni 2008
Zeronews – Commodity
Harga kakao berjangka di ICE Futures New York pada penutupan perdagangannya dini hari tadi (19/06) mengalami peningkatan tajam. Harga kakao ini menguat ke posisi tertingginya dalam 21 tahun akibat spekulasi bahwa defisit kakao akan melebihi perkiraan semula.
Analis kakao menyatakan bahwa output kakao diperkirakan akan turun dari estimasi awal. Organisasi Kakao International telah memprediksi defisit sebesar 41,000 metric ton untuk tahun yang berakhir bulan September mendatang. Kondisi kakao yang buruk di Pantai Gading juga merupakan salah satu penyebab naiknya harga komoditas ini.
Harga kakao berjangka untuk kontrak bulan September mengalami peningkatan sebesar 72 dolar (2.38%) dan ditutup pada harga 3098 dolar per metric ton. Harga kakao ini sempat menyentuh level 3122 dolar per metric ton, harga tertinggi sejak tahun 1986 lalu. Selama lima sesi belakangan harga kakao telah mengalami kenaikan sebesar 5.7%.
Zeronews – Commodity
Harga kakao berjangka di ICE Futures New York pada penutupan perdagangannya dini hari tadi (19/06) mengalami peningkatan tajam. Harga kakao ini menguat ke posisi tertingginya dalam 21 tahun akibat spekulasi bahwa defisit kakao akan melebihi perkiraan semula.
Analis kakao menyatakan bahwa output kakao diperkirakan akan turun dari estimasi awal. Organisasi Kakao International telah memprediksi defisit sebesar 41,000 metric ton untuk tahun yang berakhir bulan September mendatang. Kondisi kakao yang buruk di Pantai Gading juga merupakan salah satu penyebab naiknya harga komoditas ini.
Harga kakao berjangka untuk kontrak bulan September mengalami peningkatan sebesar 72 dolar (2.38%) dan ditutup pada harga 3098 dolar per metric ton. Harga kakao ini sempat menyentuh level 3122 dolar per metric ton, harga tertinggi sejak tahun 1986 lalu. Selama lima sesi belakangan harga kakao telah mengalami kenaikan sebesar 5.7%.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar