zEROnews – Economy. Penutupan perdagangan rupiah di pasar spot antar bank Jakarta pagi minggu ini (12/07) terpantau mengalami koreksi tipis terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah pada akhir perdagangan hari Jumat kemarin mengalami pelemahan tipis dua poin ke level Rp9.155 per dolar dibandingkan penutupan pada perdagangan Kamis (10/07) sebesar Rp9.153.
Pelemahan rupiah disebabkan oleh kenaikan kembali harga minyak dunia ke level US$140 per barel. Investor cenderung melakukan profit taking terhadap rupiah untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek. Aksi ambil untung pemodal merupakan antisipasi terhadap meningkatnya kembali harga minyak dunia ke level US$140 per barel. Kenaikan harga minyak tersebut dikhawatirkan akan menghambat penguatan rupiah ke depan.
Meskipun demikian, koreksi rupiah pada transaksi hari ini terbatas karena Bank Indonesia masih sigap mengawal rupiah di pasar uang. Diperkirakan rupiah pada pekan depan berada di kisaran Rp9.195-9.210 per dolar.
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya pada Jumat ditutup melemah. Rupiah terhadap dolar Singapura ditutup melemah di Rp6.737,63 dari sebelumnya Rp6.722,01, atas dolar Hongkong turun menjadi Rp1.174,18 dari sebelumnya Rp1.172,74, terhadap dolar Australia melemah di Rp8.816,61 dibanding sebelumnya di level Rp8.774,85, dan terhadap Euro melemah pada posisi Rp14.480,88 dari sebelumnya di Rp14.365,50.
Sementara dolar AS terhadap sejumlah mata uang asing lainnya cenderung menguat. Dolar terhadap yen Jepang menguat pada JPY107,60 dari JPY107,53. Dolar atas Euro menguat ke level EUR1,5805 dibanding sebelumnya EUR1,5700, terhadap dolar Hongkong menguat di HKD7,8033 dari sebelumnya HKD7,8022, atas dolar Singapura menguat di level SGD1,3599 dari sebelumnya di SGD1,3612, dan atas mata uang Korea Selatan melemah pada posisi KRW998.000 dari sebelumnya di KRW999,700.
Pelemahan rupiah disebabkan oleh kenaikan kembali harga minyak dunia ke level US$140 per barel. Investor cenderung melakukan profit taking terhadap rupiah untuk merealisasikan keuntungan jangka pendek. Aksi ambil untung pemodal merupakan antisipasi terhadap meningkatnya kembali harga minyak dunia ke level US$140 per barel. Kenaikan harga minyak tersebut dikhawatirkan akan menghambat penguatan rupiah ke depan.
Meskipun demikian, koreksi rupiah pada transaksi hari ini terbatas karena Bank Indonesia masih sigap mengawal rupiah di pasar uang. Diperkirakan rupiah pada pekan depan berada di kisaran Rp9.195-9.210 per dolar.
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing lainnya pada Jumat ditutup melemah. Rupiah terhadap dolar Singapura ditutup melemah di Rp6.737,63 dari sebelumnya Rp6.722,01, atas dolar Hongkong turun menjadi Rp1.174,18 dari sebelumnya Rp1.172,74, terhadap dolar Australia melemah di Rp8.816,61 dibanding sebelumnya di level Rp8.774,85, dan terhadap Euro melemah pada posisi Rp14.480,88 dari sebelumnya di Rp14.365,50.
Sementara dolar AS terhadap sejumlah mata uang asing lainnya cenderung menguat. Dolar terhadap yen Jepang menguat pada JPY107,60 dari JPY107,53. Dolar atas Euro menguat ke level EUR1,5805 dibanding sebelumnya EUR1,5700, terhadap dolar Hongkong menguat di HKD7,8033 dari sebelumnya HKD7,8022, atas dolar Singapura menguat di level SGD1,3599 dari sebelumnya di SGD1,3612, dan atas mata uang Korea Selatan melemah pada posisi KRW998.000 dari sebelumnya di KRW999,700.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar