Selasa, 24 Juni 2008 Zeronews - Index
Saham konsumsi dan finansial tertekan setelah Goldman Sachs merekomendasikan "Sell" untuk sektor-sektor tersebut. Selain itu, saham finansial juga tertekan akibat komentar dari Bank of America Securities, yakni mereka memprediksi write-down lanjutan pada Merrill Lynch.
Support terdapat pada saham-saham energi, yang menguat setelah pada Oil Summit Saudi Arabia mengumumkan kenaikan output, namun dipandang terlalu kecil untuk dapat membatasi lonjakan harga. Diantara saham energi, yang menguat adalah Exxon Mobil melonjak 3.3% ke level $87.70; dan Chevron menanjak 2.5% ke level 99.06.
Trading malam ini sepi, karena pasar masih ragu-ragu dalam mengantisipasi FOMC Meeting. Besok mungkin pasar akan dibuka melemah, karena setelah sesi perdagangan usai UPS menurunkan outlook mereka untuk kuartal kedua akibat menguatnya harga bahan bakar dan perlambatan ekonomi.
| D |
ow Jones dan S&P 500 malam ini (24/06) berakhir flat seiring kekhawatiran sektor finansial dan konsumsi menutupi gain dari saham energi.
Nasdaq melemah, sementara indeks Dow Jones dan S&P 500 berakhir flat: Nasdaq melemah 20.35 poin atau 0.85% ke level 2,385,74; Dow Jones melemah tipis 0.33 poin ke level 11,842.36; dan S&P 500 berakhir naik flat 0.07 poin atau 0.01% ke level 1,318.00.Saham konsumsi dan finansial tertekan setelah Goldman Sachs merekomendasikan "Sell" untuk sektor-sektor tersebut. Selain itu, saham finansial juga tertekan akibat komentar dari Bank of America Securities, yakni mereka memprediksi write-down lanjutan pada Merrill Lynch.
Support terdapat pada saham-saham energi, yang menguat setelah pada Oil Summit Saudi Arabia mengumumkan kenaikan output, namun dipandang terlalu kecil untuk dapat membatasi lonjakan harga. Diantara saham energi, yang menguat adalah Exxon Mobil melonjak 3.3% ke level $87.70; dan Chevron menanjak 2.5% ke level 99.06.
Trading malam ini sepi, karena pasar masih ragu-ragu dalam mengantisipasi FOMC Meeting. Besok mungkin pasar akan dibuka melemah, karena setelah sesi perdagangan usai UPS menurunkan outlook mereka untuk kuartal kedua akibat menguatnya harga bahan bakar dan perlambatan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar