(zEROnews – Forex) – Mata uang Jepang, Yen, pada sore hari ini (19/01) mulai menguat kembali terhadap dolar AS setelah pada sesi pagi melakukan gap open dengan melemah. Saat ini USD/JPY berada pada level 90.600 setelah sempat berada pada level tertingginya pagi hari tadi di level 91.300.
Mulai menguatnya kembali mata uang Yen ini menurut Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting dikarenakan mulai pudarnya optimisme pasar setelah laporan bahwa salah satu ekonomi terbesar di Asia Timur saat ini , China, akan membukukan pertumbuhan GDP yang melambat di kuartal 4 tahun lalu yang diperkirakan akan menyentuh level terendahnya di 7 tahun terakhir.
Data ekonomi China pada kuartal 4 lalu yang diukur dengan GDP akan diumumkan pada pekan ini. Berdasarkan hasil survey terhadap ekonom diperkirakan GDP kuartal 4 China hanya akan tumbuh sebesar 6,8% atau jauh lebih kecil dengan pencapaian pada kuartal 3 lalu yang sebesar 9%. Level 6,8% tersebut akan menjadi level terendah di China sejak 7 tahun terakhir.
Hal ini membuat investor kembali pesimis dengan melakukan profit taking dan juga reverse carry trade terhadap mata uang dolar AS. Selain itu laporan keuangan emiten kuartalan baik di Jepang dan AS yang akan keluar dalam waktu dekat membuat Yen mulai menguat kembali. Kinerja para emiten besar di AS dan Jepang pada kuartal 4 diperkirakan akan anjlok akibat krisis global.
Secara teknikal saat ini USD/JPY baru saja menembus ke wilayah jual dengan menggunakan MA 20 periode dengan time frame selama 1 jam. Hal ini menandakan USD/JPY masih akan melemah dalam jangka pendek. Support USD/JPY pada level 90.245 dan Resistance pada level 91.227 dalam jangka pendek.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar