Wahyu Daniel - detikFinanceJakarta - Krisis finansial global yang melanda dunia sejak tahun lalu telah merontokkan pasar saham dalam negeri. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono optimistis ekonomi Indonesia bisa mengatasainya karena menurutnya yang lebih berbahaya adalah krisis kepercayaan.Dalam dialog dengan pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia, Senin (5/1/2009) SBY mengatakan pada pembukaan pasar saham 2 Januari 2008, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat prestasi kenaikan nomor tiga tertinggi di Asia dari 1.800 menjadi 2.700.
Saat itu lanjut SBY, ada optimisme dengan menargetkan kenaikan IHSG tahun lalu hingga 30%. "Tapi tiba-tiba mendung datang dan kita dapat kiriman banjir dari AS, jadi Tuhan menentukan yang lain, sekarang turun 50%," katanya.
Namun menurut SBY, penurunan IHSG yang terburuk keempat itu tidak sendirian. Bursa saham Shanghai juga turun 65%, Shenzen turun 60%, Singapura 50% sehingga rata-rata koreksi indeks dunia 40-65%.
"Kalau kata orang Jawa bilang kita masih lumayan masih di tengah-tengah," tuturnya.
Untuk ke depan, lanjut SBY, dalam keadaan krisis finansial global ini yang harus dijaga adalah confidence dan trust.
"Karena yang paling bahaya adalah krisis confidence dan krisis trust kalau itu terjadi recovery-nya kan panjang. Oleh karena sejak awal saya ajak untuk meyakinkan diri agar tidak terjadi krisis confidence dan trust," kata SBY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar