(Zeronews – Economy) – Perusahaan otomotif raksasa dunia asal Jepang, Toyota, pada hari ini (22/12) mengumumkan bahwa pihaknya akan mengalami rugi operasional pada bulan Maret mendatangi. Hal ini merupakan yang pertama kali sejak 71 tahun terakhir ini. Kerugian ini tak lepas dari resesi global yang terjadi membuat penjualan kendaraan juga melemah.Pada Maret mendatang perseroan memperkirakan bahwa pihaknya akan rugi operasional sebesar 150 Milyar Yen atau setara dengan US$ 1,7 Milyar. Padahal sebelumnya perseroan memperkirakan masih akan membukukan laba operasional sebesar 600 Milyar Yen . Pihak Moody’s pun akan menurunkan rating dari kredit Toyota yang saat ini ”Aaa”.Dengan memburuknya ekonomi global ini maka Toyota memutuskan juga akan memotong produksinya. Toyota berencana akan mengurangi produksi di Jepang dan Kanada dalam bulan depan. Seperti Pabrik di San Antonio akan berhenti operasi pada 3 bulan kedepan dan pabrik Texas yang hanya akan bekerja dalam satu shift kerja saja.
Menurut analisis Divisi Vibiz Research unit dari Vibiz Consulting, dengan adanya krisis seperti ini maka perusahaan otomotif lainnya seperti Honda, dan Suzuki juga akan mengalami nasib yang serupa. Namun tidak akan separah dengan perusahaan otomotif AS yang terancam Bangkrut. Hal ini karena perusahaan otomotif di Jepang masih tertolong dengan penjualan di kawasan Asia.
Selain itu melemahnya kinerja Toyota ini menandakan ekonomi Jepang akan semakin tertekan. Hal ini karena Jepang sangat tergantung dari kondisi ekonomi global. Hal ini mengingat eksposure eksport adalah dominan didalam perekonomian Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar