Berita berdasarkan Abjad :

  A   B   C   D   E   F   G   H   I   J   K   L  M   N  O   P  Q   R   S   T   U   V   W   X   Y Z
« »

Harga Minyak di Asia Menguat ke US$ 36/Barel

Irna Gustia - detikFinance
Singapura - Harga minyak dunia di perdagangan pasar Asia pada Jumat ini (26/12/2008) mengalami rebound pasca tumbang ke level terendahnya dalam empat tahun terakhir sebelum libur Natal dua hari lalu.

Harga minyak jenis light pengiriman Februari untuk acuan pasar New York naik 93 sen menjadi US$ 36,28 per barel. Sebelumnya pada perdagangan Rabu lalu (24/12/2008) harga minyak jenis ini turun US$ 3,63 ke posisi 35,35 perbarel.

Begitu pula dengan harga minyak jenis Brent North Sea pengiriman Februari yang mengacu pada perdagangan di London, naik US$ 1,04 menjadi US$ 37,65 per barel. Sebelumnya pada penutupan Rabu (24/12/2008) harga minyak jenis ini turun US$ 3,75 menjadi US$ 36,61 per barel yang merupakan posisi terendah sejak Juli 2004.

"Harga minyak mengalami rebound satu hari setelah Natal karena faktor teknikal," kata manager energi dari Newedge Japan, Ken Hasegawa seperti dilansir dari AFP.

Faktor lain adalah keluarnya laporan data cadangan minyak AS yang merupakan konsumen minyak terbesar dunia. The Energy Information Administration (EIA) pada Rabu (24/12/2008) mengumumkan cadangan minyak AS turun 3,1 juta barel per 19 Desember 2008.

Penurunan ini jauh lebih besar dari prediksi pelaku pasar. Meski begitu, EIA mengatakan cadangan minyak itu lebih tinggi 9,1% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sementara para analis menilai data-data ekonomi AS yang masih menunjukkan pelemahan dinilai AS masih dalam kondisi resesi yang ujungnya akan kembali menekan harga minyak.

Tekanan pelemahan ekonomi global telah membuat harga minyak dunia terpangkas hingga 75% dari posisi tertingginya di bulan Juli 2008 sebesar US$ 147 per barel.

Analis energi dari MF Global John Kilduff mengatakan, penurunan harga minyak masih akan berlanjut meski pemerintah di seluruh negara terus mengeluarkan kebijakan untuk menstimulus kegiatan ekonominya.

"Jelas ini belum menunjukkan titik akhir terendah harga minyak," katanya.

Penurunan harga minyak terus berlanjut meski Organisation of the Petroleum Exporting Countries (OPEC),- yang menguasai 40% produksi minyak dunia-- sudah memangkas produksinya hingga 2,2 juta barel per hari.

Tidak ada komentar: