Nurul Qomariyah - detikFinanceNew-York - Pada pialang di Wall Street akhirnya bisa tersenyum lebar. Harapan akan adanya penurunan suku bunga membuat indeks Dow Jones melesat lebih dari 10%.
Investor kembali bersemangat untuk mengoleksi saham berkat pelemahan yen dan juga kabar bahwa Bank Sentral Jepang akan menurunkan kembali suku bunganya. Penguatan yen secara cepat sejak awal pekan ini telah menyeret pada destabilisasi di pasar saham berbagai belahan dunia.
Sementara Bank Sentral AS (the Fed) juga diperkirakan akan menurunkan tingkat suku bunga kuncinya sebesar 50 basis poin menjadi 1% dalam pertemuan yang dimulai peteng ini.
Pada perdagangan Selasa (28/10/2008), indeks Dow Jones ditutup menguat tajam hingga 889,35 poin (10,88%) ke level 9.065,12. Standard & Poor's juga naik tajam hingga 91,59 poin (10,79%) ke elvel 940,51. Sementara Nasdaq menguat hingga 143,57 poin (9,53%) ke level 1.649,47.
Ini adalah kenaikan terbesar kedua yang pernah dicatat Dow Jones dan S&P dalam sejarah. Kenaikan terbesar dicatat pada 13 Oktober, saat Dow Jones melonjak 936,42 poin dan S&P 500 melonjak 104,13 poin.
Kenaikan saham-saham terjadi meski ada data yang menunjukkan bahwa harga rumah untuk keluarga tunggal di AS turun tajam hingga 16,6% selama Agustus.
Saham-saham yang 'haus' permodalan seperti sektor telekomunikasi mencatat kenaikan terbesar. Seperti Verizon Communications yang naik hingga 14%, AT&T naik hingga 13%.
Saham-saham sektor energi juga ikut mendorong penguatan Dow Jones. Perusahaan minyak Inggris BP yang melaporkan kenaikan laba, sahamnya langsung menguat tajam. Sementara saham ExxonMobil dan Chevron naik hingga 13%.
Demikian pula saham Boeing yang melonjak hingga 15,5% setelah mengumumkan kesepakatan dengan Serikat Pekerjanya untuk mengakhiri aksi pemogokan sekaligus menekan kerugian US$ 100 juta per hari.
Investor mulai berpikir bahwa saham-saham sudah berada dalam posisi oversold, dan sudah waktunya untuk rebound.
"Jika Anda percaya bahwa pemerintahan dari berbagai belahan dunia akan sukses untuk memberi energi lagi ke pasar finansial dan secara bertahap membawa lagi kepercayaan serta stabilitas pada pekan-pekan dan bulan-bulan ini, maka Anda kemungkinan lebih ingin menjadi pembeli ketimbang penjual," ujar Michael Sheldon, chief market strategist RDM Financial, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (29/10/2008).
Perdagangan di New York Stock Exchange cukup moderat dengan 1,73 miliar lembar saham beralih tangan, sedikit di bawah rata-rata tahun lalu sebanyak 1,90 miliar saham. Volume perdagangan meningkat tajam di akhir-akhir sesi. Sementara di Nasdaq, sebanyak 2,88 miliar lembar saham ditransaksikan, di atas rata-rata tahun lalu yang sebanyak 2,17 miliar saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar